Rabu, 26 Juni 2013

Bergembel Ria di Bangkok (part 1)

Seperti yang udah gue janjikan di postingan sebelumnya, kali ini gue akan menceritakan pengalaman trip gue ke Bangkok yang hampir gagal akibat patah hati. Di panasnya terik matahari diluar sana, ditambah keadaan perut yang lemah gemulai akibat diet, dan mata yang sedikit merem melek akhirnya gue putuskan untuk menulis saja di blog ini.Tarik nafas, keluarkan, tarik lagi keluarkan, okay gue siap dengan kekuatan jari bunting gue siap mengetik.

Di postingan gue sebelumnya gue udah menceritakan fakta mencengangkan dibalik kepergian gue ke Bangkok. Kisah itu sedih yah camkan itu pemirsa SEDIH!

Baiklah kita mulai ceritanya, September 2011, siang itu gue dan temen gue yang berhawa durjana gak lain gak bukan Agisah Munira Sari, a.k.a Agus udah siap melakukan perjalanan pertama kali kami ke luar negeri, rasanya jantung deg-degan, aliaran darah berdesir gak karu-karuan. Ini pertama kalinya hey pertama kali, kita berdua udah sibuk mau berangkat ke bandara beberapa jam sebelum berangkat, begitu juga emak gue yang sibuk mewanti-wanti gue dan Munira supaya hati-hati disana, kalo perlu tangan kita berdua di tali biar gak kepisah, buseeeeeet ini emak-emak heboh bener -___-

Tibalah kita di bandara, dengan tas backpack berukuran medium, hotpants dan celana pendek gue udah ngerasa seperti si bolang yang siap go International. Begitupun Munira dengan tangtop yang memarken bulu ketek gak seperapa itu dia pun siap menantang adrenalin. Dengan senyuman sumringah cepet-cepet kita berdua boarding pass lalu duduk manis menunggu pesawat lepas landas di ruang tunggu. Penerbangan pertama kita adalah Surabaya, tetapi kita harus transit terlebih dahulu di Jakarta. Bangkok masih sehari lagi tapi aroma banci-banci seliwiran disana sudah tercium di lobang hidung kami berdua. Begitu gelisahanya kami menunggu pesawat lepas landas tak sabar ingin cepat sampai di Surabaya, istirahat lalu melanjutkan penerbangan ke Bangkok. Akhirnya pesawat pun berangkat, setelah 45 menit lamanya sampailah kami di bandara Soekarna Hatta, dengan tas yang berat kami berdua terseok-seok menuju ruang tunggu selanjutnya. Tak lama pesawat yang akan membawa kami berdua ke Surabaya telah siap lepas landas, kami berdua tak kuasa menahan bahagia lalu segera duduk manis didalam pesawat. Pukul 23.30 WIB kami tiba di Juanda International Airport, gue mulai ngehubungi sohib gue waktu SMP, Yasin (dia pernah gue posting di peri kuning dan lima penyihir, nah dia salah satu penyihirnya, haha). Kebetulan Yasin kuliah dan menetap di Surabaya, jadi tanpa rasa enggan dan malu-malu gue memaksa dia untuk menjadi HOST kami malam itu, dan gak ada alasan bagi dia untuk menolak gue, hahahah. Ternyata Yasin udah menunggu gue di depan pintu keluar dengan skuter cantiknya, hemm banyak perubahan dari dia, yasin yang dulu bukanlah yang sekarang dulu dia binal sekarang dia Ustadz, yup dia BERUBAH! Dengan tas besar dan badan yang mulai beraroma asam ranggis kita pun berboncengan bertiga, yah satu wanita di apit dua lelaki tanggung. Bak parade kita bertiga cekikikan sepanjang jalan membuat orang-orang dijalanan menatap heran dan mungkin ingin meringkus kami ke lubang buaya karena telah membuat kebisingan di jalan raya. Tak begitu jauh dari bandara sampailah kita dirumah kakak si Yasin ini yang ternyata lagi di luar kota jadi kita bebas tinggal disana. Karena badan sudah sangat lelah dan besok perjalanan masih panjang, kami bertiga langsung terlelap dalam mimpi masing-masing.

Surabaya mataharinya terlalu cepet nongol itu yang ada dalam pikiran gue sewaktu disana, jam masih menunjukan pukul setengah enam pagi tapi matahari udah begitu terik seperti pukul delapan. Akhirnya kami bertiga bangun dan siap-siap cuuuusss bedecussss. Yasin ngebawa gue dan Agus kerumah kakaknya yang lain, nah disana rame banget ada emaknya, abangnya yang ustadz, dan temen-temen ustadz abangnya, disinilah gue merasa seperti wanita hina yang tak pantas dipersunting ustadz karena rok gue kependekan ustadz-ustadz tersebut tak kuasa menatap gue, oohhh gak kuat dedek. Setelah sarapan gue dan Munira dibawa jalan-jalan keliling Surabaya oleh Yasin, hemm kota yang bagus, dan gak panas, dan gue juga sempet foto-foto  bareng om buaya kelilit ikan hiu disana sebagai bukti gue pernah ke Surabaya, hak hak cuusss.

Setelah puas berkeliling dan jam udah menunjukan kita harus segera ke bandara, kita bertiga kembali berboncengan dengan skuter cantikk Yasin ke bandara. Salam perpisahan dengan Yasin, gue dan Munira segera boarding pass, dan kembali menunggu di ruang tunggu. Gak sabar lagi yay satu tahap lagi. Akhirya pesawat pun berangkat, pantat gue mulai gatel udah gak sabar pengen cepet sampe. Pengen tidur di pesawat tapi gak bisa karena gak sabaran, pengen ngapa-ngapain gak nyaman. Hampir satu jam setengah kemudian om-om pilot mengumumkan kalo kita sebentar lagi mendarat di suvarnabhumi airport bangkok. Lampu-lampu penghias kota Bangkok mulai terlihat, gue dan Munira cubit-cubitan mulai gak sabar pengen turun. Rasanya si Mario Maurer udah nunggu gue di pintu keluar gue udah bener-bener gak sabar. Akhirnya pesawat mendarat, semua penumpang mulai turun. Waktu ngeliat airportnya gue dan Munira bener-bener takjub, luar biasa besar dan mewah. Akhirnya kita sibuk foto-foto tapi kemudian kita heran kenapa om-om dan tante-tante rambut pirang alias bule' pada lari-lari, apa bandaranya kebakaran atau lagi ngejer maling, kita berdua cuek aja awalnya sampe akhirnya kita nyampe di antrean imigrasi, subhanaALLAH antreannya lebih-lebih dari pembagian sembako gratis, bedanya ini yang nganntri pada rambut pirang kulit putih. Disitu kita berdua nalar kenapa om dan tante bule tadi pada lari-lari. Akhirnya kita ikutan ngantri, tibalah waktunya paspor gue di cap, gue girang banget gigi gue nnyengir sampe kering, dan tante yang ngecap paspor gue ikutan senyum ngeliat gue, mungkin tante itu ngatain gue didalem hati tapi gue gak peduli yaaaaay cap paspor pertama gue.

Setelah cap-mengecap selesai, gue dan Munira segera nukarin duit dolar kita ke money changer, karena dulu kita masih polos jadi kita bawa semua duit tunai, padahal tarik via debet atau pake kredit pun bisa. Abis itu kita lanjutin lagi foto-foto, setelah puas kita ketemuan dulu bareng dua temen kita yang lain, ternyata mereka datang bertiga karena dapet kenalan cewe' Jepang waktu di pesawat. Lalu kita memutuskan untuk segera ke penginapan karena hari sudah cukup larut. Tempat kita menginap berada di KHAOSAN ROAD, tempat kumpulnya backpacker dari berbagai belahan dunia. Kita nanya sama salah satu mbak-mbak disana gimana caranya ke Khaosan, dia ngasih tau kita untuk menggunakan MRT, jadi kita harus turun ke lantai bawah. Jadilah kita beli tiket keretanya dan siap-siap meluncur ke KHAOSAN ROAD, woohoo. Okay, gue akan lanjut ceritanya di postingan berikutnya, mulai dari liarnya kehidupan khaosan road, dan cara menjadi gembel sukses di BANGKOK. karena udah larut dan penulis udah ngantuk, kita lanjutkan esok hari, hoaaam

ini didalem MRT menuju Khaosan, itu yg rambut pendek si Meichan temen baru dari Jepang.



Udzur

Malam yang suram ditemani satu botol jus buah masam dan kecut yang rasanya sangat tidak enak dan entah kenapa gue beli dan tetep gue minum. Bergulinglah gue dengan badan yang bak buntalan daging tak bermakna ini didepan laptop sembari merenung. Merenungkan nasib yang entah mau dibawa kemana dan merenungkan umur yang makin udzur. Pasalnya tadi siang gue ngeliat gadis-gadis SMA berpakaian mini dan ketat cekikikan bak kuntilanak perawan yang nyasar siang bolong betapa cerianya masa-masa mereka. Tiba-tiba gue nafsu banget pengen nyedot ubun-ubun mereka, kemudian ngerebut kebahagiaan mereka dan merampas wajah-wajah berseri belum keriput karena skripsi dan cinta, nyiahahahaa. Tapi kemudian gue sadar, gue bukan keturunan gondol wewe, jadi gue urungkan niat busuk itu, biarlah itu menjadi tugas siluman pemburu gadis-gadis belia yang lagi naik pamor di kota gue. Setelah kejadian tadi, gue seharian merenung  dan bermuram durja, gue memikirkan nasib gue sebagai wanita yang mulai udzur. Tidak sepantasnya lagi gue berkeliaran  bagai banci petualang tak kenal waktu asal hepi, tidak sepatutnya gue berakting bak tante-tante cetar yang dikelilingi banyak bujang tanggung, padahal kenyataannya kesepian, tak sepatutnya oh tak sepantasnya. Yang lebih memalukan tidak sepantasnya seorang gadis yang hampir matang membuat sesuatu yang hina seperti dibawah ini :

Dimana gadis-gadis lain seusia gue sibuk video call dengan pacarnya, gue malah menggalau dan membuat video yang entah apa maksud dan tujuannya. Benar jadi dewasa itu menyenangkan tapi sulit dijalani. Kadang gue merasa kenapa susah sekali berprilaku seperti orang dewasa. Entahlah, apapun itu akan gue jalani. Sebagai wanita beradrenalin superhero gue tidak boleh menyerah menghadapi kerasnya hidup ini. Apapun itu akan gue lawan, akan gue taklukan monster yang bernama skripsi dan cinta, nyiahahhaha. sudah gue mulai gak nyambung. Sesungguhnya maksud dan tujuan dari postingan ini adalah gue mau nunjukin video unyu gue itu LOH, NYIAHAHAHHAHAHHAH NYIAHAHAHHAHAHA..sudah selamat malam dan mimpi indah sodara-sodara selamat menikmati video durjana ini, hati-hati wanita di video ini dapat mengeluarkan ilmu santet (jangan tatap matanya) CAMKAN itu!

Kamis, 20 Juni 2013

Lelaki Berotot itu Bernama Sitti...

SALAM OLAHRAGA! Beberapa waktu silam yang bisa dikatakan sudah lumayan terhitung lama, kata-kata itu sangat sering terdengar ditelinga gue, tulisan dan spanduk yang berhubungan dengan olahraga sungguh terpampang nyata jelas membahana ada di setiap pojokan jalan di kota ini. Big buses, mini buses, angkot, becak, bahkan gerobak pun penuh dengan mahluk-mahluk berpakaian sporty, seketika kota ini berubah menjadi kota atlet. Sebut saja Ade19 tahun (terhitung tahun 2011) terpilih menjadi salah satu wanita yang bertugas menemani para atlet ini, melayani dengan sepenuh hati, dan menolong tanpa pamrih lagi mengenal waktu, gue terpilih menjadi salah satu liaison officer di cabang olahraga.....jeng..jeng..jeng mau tau?? yakin mau tau?? GULAT! *kemudian kejang-kejang*. Awalnya gue sempat getir, langkah gue mulai rapuh dan gontai kalo inget CABOR yang bakal gue handle. Didalam bayangan gue mereka adalah mahluk-mahluk kekar bercelana dalam ketat, lelaki berdada besar gelayutan karena tidak memakai BH, dan suka menindas gadis belia dan lemah seperti gue yang suka pingsan kalo ngeliat keramaian >,< dedek lemah kakak lemah. Tapi kemudian pikiran kotor yang merasuki otak gue mulai gue hapus dengan iming-iming gue bisa ngedenger orang Thailand ngomong secara langsung, dulu gue masih norak saking kepincutnya dengan Thailand ngedenger native nya ngomong secara langsung aja bisa bikin gue bahagia. Kebetulan
(bukan kebetulan sebenernya, saking pengen ngehandle negara ini gue hampir cakar-cakaran dan jambak-jambakan) but i got it, gue ngehandle negara ini bareng temen durjana gue si nyi gembi dan pacarnya yang juga gak kalah durjana, disinilah kita menjadi trio durjana yang tak terpisahkan.



11 NOVEMBER 2011, 2 bus besar yang mengangkut rombongan atlet berhenti di pinggiran hotel yang terpampang nyata berada di komplek apartment bertingkat sebut saja RUSUN. Gue, gembi, dan kekasihya merasa sedikit gugup, gemetar, gigit bibir, keringet dingin, nahan pipis, sewaktu ingin menyambut kedatangan rombongann pegulat ini, mahluk-mahluk macam apa yang akan keluar dari bus besar itu. Kemudian perlahan-lahan pintu bus itu terbuka lebar, lalu turunlah para pegulat itu. HEY mereka NORMAL, gak ada yang salah dengan mereka, mereka hanya kekar tapi tak sekekar Ade Rai dan yang terpenting DADA MEREKA GAK GELAYUTAN, YAAAAAY. Kami kikuk, bingung, tak tau harus berbuat apa untuk menyambut mereka, hasrat hati ingin menari tanggai tapi apa daya badan tak cukup gemulai, akhirnnya  naluri kuli pun muncul dan kami memutuskan untuk membantu menjinjing tas mereka kedalam hotel (lalu ROBOH karena sepertinnya tas-tas tersebut berisi batu luar angkasa). Bahagia itu sederhana, ngedenger mereka ngobrol dalam bahasa Thailand udah ngebuat gue dan gembi semangat menjalani hidup melayani mereka selama kurang lebih satu minggu. Singkat cerita, diantara gerombolan pria-pria kekar itu terseliplah sebongkah lelaki berperawakan kalem, bertubuh semampai, berkulit sawo matang, bermata sipit, dan yang terpenting berotot kekar, disinilah seorang gadis bertubuh gembul yaitu gue mulai salah tingkah. Lelaki tersebut terlihat gentle sampai dia berbicara dengan accent Thailand-nya yang  terdengar gemulai alayna khun alayna, kemudian penulis kejang-kejang. Over all disinilah cerita ini dimulai.......disinilah awal mula gue mengerti arti GALAU yang sesungguhnya, dari situlah juga gue mulai memutuskan untuk menjadi Ade the explorer...


Singkat cerita, gue mulai menjalin hubungan dengan pria kekar sebut saja Sitti (20 tahun), gue mulai rajin browsing internet menggalih lebih dalam tentang Thailand, bahkan gue mulai belajar bahasa Thailand yang hurufnya melingkar mencak-mencak bagai ulat nangka itu, lalu gue bertekad sebulat lubang hidung patkai mengumpulkan uang agar bisa pergi ke negara tersebut. Bernyanyi dari satu panggung ke panggung lain, mengumpulkan harta, menutup mata tiap ngelewatin toko baju, makan menumpang dari satu hajatan ke hajatan lainnya. Perjuangan gue gak sia-sia tibalah hari dimana gue mendapatkan sebongkah buku kecil mirip diary jaman SD yang bernama PASPORT, Nyiahahahahah walau pas fotonya begitu sakral bahkan untuk mengakui itu foto gue harus berpikir seribu kali tapi benda tersebut udah ngebuat gue bahagia senyum-senyum gak berenti.

ONE STEP CLOSER YAY, sebenernya sebelum ngebuat paspor dari jauh-jauh hari gue dan temen gue Agus udah ngebooking tiket lebih dahulu, saban hari dari pagi sampe malem kita berdua melototin page Air Asia demi tiket promo. Lagi-lagi perjuangan kita gak sia-sia, kita berdua dapet tiket super murah ke Bangkok hanya dengan 250 ribu, tanpa pikir panjang dengan semangat 45 menggebu-gebu dan hidung yang kembang kempis, tiket tersebut fix dibeli. Awalnya kita bahagia dengan tiket tersebut sampai akhirnya kami sadar kalau tiket yang kami beli adalah penerbangan dari SURABAYA-BANGKOK, lagi-lagi dedek ROBOH kakak. (I'll tell you on the next post about this trip).

Kembali ke kisah percintaan gue dan sitti, gue mulai berangan-angan menikah dengan pria Thailand dan memiliki anak-anak dengan accent lemah lembut bak waria kejepit. Belum lagi si Agus yang menambahi khayalan gue dengan rencana dia yang akan mengirim anak-anak masa depan nya untuk liburan dirumah gue dan ngejodohin anaknya dengan anak gue karena dia yakin keturunan gue dan sitti akan memiliki badan proposional dimana itu akan membantunya memperbaiki keturunan. Rasanya hasrat ingin cepat berangkat sudah gak tertahan, makan gak nafsu, bobok gak nyenyak, saban hari pembahasan gue dan Agus bangkok, Bangkok, dan Bangkok. Bahkan kadang kami mengobrol menggunakan bahasa Thailand versi kami berdua yang hanya dimengerti oleh kami. Orang-orang mulai prihatin dengan gue dan Agus mereka takut kami berdua jadi gila karena hal itu.

Berangkat hanya tinggal menunggu hari, persiapan udah dibeli, bahkan celana dalam dan BH baru pun telah dibeli, kami siap menghirup udara Bangkok...siap..siap..siap...sampai akhirnya pria bernama sitti menghilang...disinilah seorang gadis belia bernama Ade ditemukan sering berendam didalam bak mandi selama berjam-jam akibat GALAU. Beribu macam upaya telah dicoba temen-temen gue untuk menghibur gue agar tidak berlama-lama tenggelam dalam nestapanya hidup karena patah hati, tapi segala upaya gagal, gue tetep lebih memilih berendam didalam bak mandi sambil menatap nanar atap kamar mandi. Cukup lama hidup dalam gundah gulana dan nestapa kemudian gue seperti mendapatkan ilham agar bangkit dari segala keterpurukan. Gue seperti diberi bubuk kebahagian oleh ibu peri yang mungkin gak tega melihat kegalauan gue. Kemudian dengan kekuatan segede upil, dan semangat yang telah lama sirna gue mencoba MOVE ON, bangkit dari keterpurukan..bangkit...bangkit.......

Gue memutuskan untuk tetap berangkat ke negara yang mana salah satu masyarakatnya telah membuat gue jatuh dan tak bisa bangkit lagi..........

Disinilah awal pertualangan gue dimulai (backsound Dora the explorer)

BANGKOK I'M COMING........



TO BE CONTINUE

OH ADELIA GADIS CILIK LINCAH NIAN...

HAH apa ini apa apa?? setelah sekian lama kita berpisah akhirnya kita kembali dipersatukan blog ku tercinta *kecup basah layar laptop* bukannya gue sengaja ngelupain elo tapi apa daya ingatan gue yang mulai jompo ini memaksa kita terpisah jarak dan waktu, well intinya gue lupa apa password ini akun, hikhikhik. Kalo gue baca lagi isi blog ini gue ngerasa udah tua renta banget, kemana perginya Adelia gadis cilik lincah nian itu, sekarang gue udah berubah menjadi tante-tante separuh baya bergincu merah. Dulu gue masih Ade yang belum tau kerasnya hidup gue belom tau kalo sebongkah kitab keramat bernama "SKRIPSI" itu bisa ngerenggut kebahagiaan dan mempercepat penuaan, gue belom ngerti arti GALAU yang sesungguhnya, dulu gue hanyalah gadis belia yang selalu jatuh cinta dan dapat bahagia hanya karena sebongkah bakso (util-util jari di pojokan dinding kamar). Well bagaimanapun itu hidup tetep harus dinikmati dan dihadapi, gue gak bisa selamanya sembunyi dibalik ketek emak gue atau gelayutan dibalik dompet bapakek, gue wanita tegar.. tegar...tegar..tegar...

Okay banyak banget yang udah terjadi selama setahun belakangan ini, dimulai dari gue yang udah berani jalan-jalan ke luar negeri dengan sok keren menyebut diri gue backpacker sejati padahal pas nyampe sono pengemispun lebih KAYA RAYA dibanding gue (ok gue akan cerita pengalaman bergembel ria ini di postingan selanjutnya) terus gue yang pernah pacaran dengan atlet berperawakan kekar asal negeri gajah yang nyasar ke Indonesia lalu entah kerasukan jin apa kemudian pacaran dengan gue, and the most important thing is gue udah bisa nyari duit sendiri dengan menjadi seorang biduanita dari satu panggung ke panggung, hak hak hak cuuuus. Gue akan menceritakan semua pengalaman ini satu persatu, nyiahahahhaha.

baiklah mari kita mulai cerita ini
jeng...jeng..jeng..........