Kamis, 20 Juni 2013

Lelaki Berotot itu Bernama Sitti...

SALAM OLAHRAGA! Beberapa waktu silam yang bisa dikatakan sudah lumayan terhitung lama, kata-kata itu sangat sering terdengar ditelinga gue, tulisan dan spanduk yang berhubungan dengan olahraga sungguh terpampang nyata jelas membahana ada di setiap pojokan jalan di kota ini. Big buses, mini buses, angkot, becak, bahkan gerobak pun penuh dengan mahluk-mahluk berpakaian sporty, seketika kota ini berubah menjadi kota atlet. Sebut saja Ade19 tahun (terhitung tahun 2011) terpilih menjadi salah satu wanita yang bertugas menemani para atlet ini, melayani dengan sepenuh hati, dan menolong tanpa pamrih lagi mengenal waktu, gue terpilih menjadi salah satu liaison officer di cabang olahraga.....jeng..jeng..jeng mau tau?? yakin mau tau?? GULAT! *kemudian kejang-kejang*. Awalnya gue sempat getir, langkah gue mulai rapuh dan gontai kalo inget CABOR yang bakal gue handle. Didalam bayangan gue mereka adalah mahluk-mahluk kekar bercelana dalam ketat, lelaki berdada besar gelayutan karena tidak memakai BH, dan suka menindas gadis belia dan lemah seperti gue yang suka pingsan kalo ngeliat keramaian >,< dedek lemah kakak lemah. Tapi kemudian pikiran kotor yang merasuki otak gue mulai gue hapus dengan iming-iming gue bisa ngedenger orang Thailand ngomong secara langsung, dulu gue masih norak saking kepincutnya dengan Thailand ngedenger native nya ngomong secara langsung aja bisa bikin gue bahagia. Kebetulan
(bukan kebetulan sebenernya, saking pengen ngehandle negara ini gue hampir cakar-cakaran dan jambak-jambakan) but i got it, gue ngehandle negara ini bareng temen durjana gue si nyi gembi dan pacarnya yang juga gak kalah durjana, disinilah kita menjadi trio durjana yang tak terpisahkan.



11 NOVEMBER 2011, 2 bus besar yang mengangkut rombongan atlet berhenti di pinggiran hotel yang terpampang nyata berada di komplek apartment bertingkat sebut saja RUSUN. Gue, gembi, dan kekasihya merasa sedikit gugup, gemetar, gigit bibir, keringet dingin, nahan pipis, sewaktu ingin menyambut kedatangan rombongann pegulat ini, mahluk-mahluk macam apa yang akan keluar dari bus besar itu. Kemudian perlahan-lahan pintu bus itu terbuka lebar, lalu turunlah para pegulat itu. HEY mereka NORMAL, gak ada yang salah dengan mereka, mereka hanya kekar tapi tak sekekar Ade Rai dan yang terpenting DADA MEREKA GAK GELAYUTAN, YAAAAAY. Kami kikuk, bingung, tak tau harus berbuat apa untuk menyambut mereka, hasrat hati ingin menari tanggai tapi apa daya badan tak cukup gemulai, akhirnnya  naluri kuli pun muncul dan kami memutuskan untuk membantu menjinjing tas mereka kedalam hotel (lalu ROBOH karena sepertinnya tas-tas tersebut berisi batu luar angkasa). Bahagia itu sederhana, ngedenger mereka ngobrol dalam bahasa Thailand udah ngebuat gue dan gembi semangat menjalani hidup melayani mereka selama kurang lebih satu minggu. Singkat cerita, diantara gerombolan pria-pria kekar itu terseliplah sebongkah lelaki berperawakan kalem, bertubuh semampai, berkulit sawo matang, bermata sipit, dan yang terpenting berotot kekar, disinilah seorang gadis bertubuh gembul yaitu gue mulai salah tingkah. Lelaki tersebut terlihat gentle sampai dia berbicara dengan accent Thailand-nya yang  terdengar gemulai alayna khun alayna, kemudian penulis kejang-kejang. Over all disinilah cerita ini dimulai.......disinilah awal mula gue mengerti arti GALAU yang sesungguhnya, dari situlah juga gue mulai memutuskan untuk menjadi Ade the explorer...


Singkat cerita, gue mulai menjalin hubungan dengan pria kekar sebut saja Sitti (20 tahun), gue mulai rajin browsing internet menggalih lebih dalam tentang Thailand, bahkan gue mulai belajar bahasa Thailand yang hurufnya melingkar mencak-mencak bagai ulat nangka itu, lalu gue bertekad sebulat lubang hidung patkai mengumpulkan uang agar bisa pergi ke negara tersebut. Bernyanyi dari satu panggung ke panggung lain, mengumpulkan harta, menutup mata tiap ngelewatin toko baju, makan menumpang dari satu hajatan ke hajatan lainnya. Perjuangan gue gak sia-sia tibalah hari dimana gue mendapatkan sebongkah buku kecil mirip diary jaman SD yang bernama PASPORT, Nyiahahahahah walau pas fotonya begitu sakral bahkan untuk mengakui itu foto gue harus berpikir seribu kali tapi benda tersebut udah ngebuat gue bahagia senyum-senyum gak berenti.

ONE STEP CLOSER YAY, sebenernya sebelum ngebuat paspor dari jauh-jauh hari gue dan temen gue Agus udah ngebooking tiket lebih dahulu, saban hari dari pagi sampe malem kita berdua melototin page Air Asia demi tiket promo. Lagi-lagi perjuangan kita gak sia-sia, kita berdua dapet tiket super murah ke Bangkok hanya dengan 250 ribu, tanpa pikir panjang dengan semangat 45 menggebu-gebu dan hidung yang kembang kempis, tiket tersebut fix dibeli. Awalnya kita bahagia dengan tiket tersebut sampai akhirnya kami sadar kalau tiket yang kami beli adalah penerbangan dari SURABAYA-BANGKOK, lagi-lagi dedek ROBOH kakak. (I'll tell you on the next post about this trip).

Kembali ke kisah percintaan gue dan sitti, gue mulai berangan-angan menikah dengan pria Thailand dan memiliki anak-anak dengan accent lemah lembut bak waria kejepit. Belum lagi si Agus yang menambahi khayalan gue dengan rencana dia yang akan mengirim anak-anak masa depan nya untuk liburan dirumah gue dan ngejodohin anaknya dengan anak gue karena dia yakin keturunan gue dan sitti akan memiliki badan proposional dimana itu akan membantunya memperbaiki keturunan. Rasanya hasrat ingin cepat berangkat sudah gak tertahan, makan gak nafsu, bobok gak nyenyak, saban hari pembahasan gue dan Agus bangkok, Bangkok, dan Bangkok. Bahkan kadang kami mengobrol menggunakan bahasa Thailand versi kami berdua yang hanya dimengerti oleh kami. Orang-orang mulai prihatin dengan gue dan Agus mereka takut kami berdua jadi gila karena hal itu.

Berangkat hanya tinggal menunggu hari, persiapan udah dibeli, bahkan celana dalam dan BH baru pun telah dibeli, kami siap menghirup udara Bangkok...siap..siap..siap...sampai akhirnya pria bernama sitti menghilang...disinilah seorang gadis belia bernama Ade ditemukan sering berendam didalam bak mandi selama berjam-jam akibat GALAU. Beribu macam upaya telah dicoba temen-temen gue untuk menghibur gue agar tidak berlama-lama tenggelam dalam nestapanya hidup karena patah hati, tapi segala upaya gagal, gue tetep lebih memilih berendam didalam bak mandi sambil menatap nanar atap kamar mandi. Cukup lama hidup dalam gundah gulana dan nestapa kemudian gue seperti mendapatkan ilham agar bangkit dari segala keterpurukan. Gue seperti diberi bubuk kebahagian oleh ibu peri yang mungkin gak tega melihat kegalauan gue. Kemudian dengan kekuatan segede upil, dan semangat yang telah lama sirna gue mencoba MOVE ON, bangkit dari keterpurukan..bangkit...bangkit.......

Gue memutuskan untuk tetap berangkat ke negara yang mana salah satu masyarakatnya telah membuat gue jatuh dan tak bisa bangkit lagi..........

Disinilah awal pertualangan gue dimulai (backsound Dora the explorer)

BANGKOK I'M COMING........



TO BE CONTINUE

0 komentar :

Posting Komentar