Selasa, 01 Maret 2011

Ratu Santet itu Bernama Marjinah

DUARRRRR, "Hei hei pergi duduk disana, ayo pergi", gak ada angin atau ujan bulu ketek tiba-tiba seorang ibu-ibu tua nan gembrot tak jelita noel-noel gw dengan kasarnya. Gw yang polos dan tak berdaya noleh heran ke ibu itu dengan tampang terperangah gak percaya, 'Hey look ada peri bontet duduk disampingku' batin gw. Ibu itu tetep noel-noel gw seenaknya aja tanpa memperdulikan harga diri gw sebagai wanita sakti mandraguna, "hey ayo duduk disana disebalah monti, pergi pergi".
Gw jelas heran dong ada apa dengan perempuan tua jaman sekarang seenaknya aja ngusir-ngusir orang dan gw disuruh duduk disebelah monti, who is monti anyway?? mountea minuman maksudnya?? apa iya gw harus duduk disebalah minuman?? disini gw mulai curiga sama tu ibu, sebut saja dia Marjinah biar gak susah.

Muka si Marjinah makin sangar aja karena gw gak ngerti sama maksud omongan dia, jadi dia semakin kuat aja noel-noel gw. Karena gw takut dan ngeri akhirnya gw pindah tempat duduk, tentunya gak duduk disebelah Monti, jenis kelaminnnya aja gw kagak tau gimane mau duduk disebelah die.
Gw masih bingung dengan kejadian yang menimpa gw tadi, tiba-tiba datang seorang mamang-mamang yang kucel allhamdullilah, dia ngeliatin gw dan senyum-senyum gak jelas. Gw curiga jangan-jangan tuh mamang mau ngehipnotis gw, terus gw dibawa lari dan disekap, terus organ tubuh gw dijual, jantung, ginjal, kornea mata, dan lain-lain. Atau gw mau dijual ke luar negeri terus dibeli sama om-om berkumis tebal, berperut buncit, terus gw disiksa sampe badan gw kurus kerontang, ihhhhhh atut. Sebelum mamang itu bertindak lebih lanjut gw udah komat-kamit baca doa didalem hati dan udah berencana ngebongkar jati diri gw didepan umum sebagai ranger kuning.


"Oy dek diapoi kau samo betino itu, dio tu dak waras kurang secanteng! untung kau dak digoconyo banyak wong jadi korban dio" (Artinya: dik kamu diapain sama wanita itu, dia itu gak waras untung kamu gak ditonjok banyak yang udah jadi korban dia).
opppss ternyata mamang itu bukan mau ngehipnotis gw tapi cuma mau menyampaikan kabar kangguru yang beredar kalo peri bontet yang duduk disebelah gw tadi gila.
Gw shock ngedenger itu, tiba-tiba gw berada dipulau kosong, cuaca yang mendung, petir bergemuruh dan gw berdiri tepat dibawah pohon kelapa yang tiba-tiba rubuh rontok gosong disambar petir.
Gw tersenyum pahit dan mamang itu berlalu begitu saja.
Dengan keberanian yang seupil gw beraniin diri ngintip si Marjinah, memang setelah gw perhatiin tampang dia gak ada waras-warasnya, alis yang berantakan, muka yang seperti gorila, rambut pendek keriting abstrak, badan bak algojo, mulut seperti suneo.

Menurut pikiran sakti gw, dulu sekali Marjinah itu adalah mantan wanita santet, karena muka dia mengingatkan gw di Mak lampir dan nyi loreng difilm Suzzana yang judunya 'Santet 2', dulu hidup dia dikelilingi banyak beragam macam ular, dan dikamar dia ada mainan kepala tengkorak.


Mungkin semasa hidupnya Marjinah adalah sosok yang ditakuti terus dia punya suami yang namanya Monti. tapi karena suaminya takut menghadapi Marjinah akhirnya suaminya selingkuh dengan Tehgelas dan akhirnya Tehgelas hamil anak dari Monti. Mencium aroma bangkai dan gelagat aneh dari suaminya Marjinah gak bisa tinggal diam, akhirnya dia memata-matai suaminya lewat panci ajaib yang diisi air dengan bunga mawar melati semuanya indah, dipanci itu Marjinah menyaksikan kekejian suaminya yang tega menghianatinya. Akhirnya Marjinah menyantet Tehgelas hingga akhirnya Tehgelas harus melahirkan lewat betis. Suaminya tentu mengetahui itu adalah perbuatan Marjinah si wanita santet, dia marah menggelegar kepada Marjinah.
Marjinah yang merasa harga dirinya sebagai wanita santet terhebat diera-90an gak bisa terima dengan kemarahan suaminya, dia pikir seharusnya Marjinahlah yang jadi korban keganasan burung suaminya yang seenaknya hinggap dimana saja dia mau. Karena kejadian itu Marjinah menjadi sakit hati yang berkepanjangan hingga akhirnya mengidap penyakit 'batinnyerihnian',  Marjinah berkelana melewati hutan belantara dan menyebrangi lautan dia merantau jauh dari tempat dia berasal, Marjinah memutuskan untuk menjadi penyair dan berhenti menjadi wanita santet. Hingga akhirnya sebuah bencana datang Kakak seperguruan santet Marjinah menghampirinya dan sangat murka karena Marjinah telah terlalu lama cuti menyantet sejak suaminya menghianatinya. Marjinah menjelaskan kepada kakak seperguruannya tentang niat tulusnya untuk berhenti menjadi dukun santet dan berubah haluan menjadi penyair. Mendengar hal itu kakak seperguruan Marjinah bertambah murka dan dia menghukum Marjinah dengan Kutang Ajaib Kiageng LoroSakti, yang efek sampingnya adalah Marjinah akan menjadi lupa ingatan.

Setelah dihukum menjadi lupa ingatan akhirnya Marjinah hidup menggelambir tak bertujuan, impiannya untuk menjadi penyair pupus sudah dan parahnya dia menganggap dirinya adalah atlet bola kaki. Marjinah hidup menggembel makan dari sisa orang lain, dan memungut pakaian dari jemuran orang lain. Akhirnya Marjinah menjadi gila setelah hidupnya terkontang-kanting, terluntah-luntah tak jelas. Yah jadilah Marjinah yang seperti sekarang ini, Marjinah yang ngusir gw, Marjinah yang make sweater olahraga berwarna biru, dan Marjinah yang gak seorangpun berani ngedeketinn dia kecuali gw yang khilaf duduk disebelah dia dengan tampang dongok.

Akhirnya gw pulang dengan kenangan tentang Marjinah yang gak akan terlupa selamanya, sebelum pulang sekali lagi gw menoleh kearah Marjinah tapi kali ini bukan dengan tampang takut melainkan prihatin. "Hiduplah dengan baik Marjinah" batin gw, setelah itu gw berlalu begitu saja menaiki angkot biru yang mengantar gw sampai ketujuan dengan selamat.

0 komentar :

Posting Komentar